PENTAHELIX SEBAGAI MODEL PENANGGULANGAN BENCANA
Selasa, 11 Oktober 2022 - 09:24:02 WIBDibaca: 224 kali
Adalah AGUNG SUBAGYO, S.STP, M.Si yang saat ini menjabat sebagai Kepala Badan Koordinasi Wilayah Pemerintahan dan Pembangunan Bojonegoro, pada hari Senin, 3 Oktober 2022 telah mempertahankan disertasinya dihadapan tim penguji dan dinyatakan lulus Program Doktor Ilmu Administrasi FISIP Untag Surabaya. Tim penguji yang di ketuai oleh Rektor Prof. Dr. Mulyanto Nugroho, MM., CMA., CPA memutuskan bahwa promovendus dinyatakan layak untuk menyandang gelar Doktor.
Di bawah arahan promotor Prof. Dr. V. Rudy Handoko, MS dan co-promotor Dr. Hary Wahyudi, M.Si Promovendus mempertahankan disertasi dengan judul PARADIGMA MANAJEMEN KEBIJAKAN PENTAHELIX SEBAGAI MODEL PENANGGULANGAN BENCANA DI PROVINSI JAWA TIMUR (PANTAHELIX POLICY MANAGEMENT PARADIGM AS A MODEL FOR DISASTER MANAGEMENT IN THE EAST JAVA PROVINCE )
Jawa Timur merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang tergolong rawan bencana alam, demikian pula dengan kabupaten Bojonegoro yang merupakan salah satu wilayah dengan tingkat kejadian bencana alam yang relatif terjadi secara rutin di setiap tahun. Penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi manajemen pentahelix kebencanaan dan perubahan paradigma ini untuk menemukan kendala dan pembangunan model manajemen kebencanaan yang ideal dan praktis. Implementasi kebijakan manajemen penanggulangan bencana di Kabupaten Bojonegoro telah dilaksanakan dengan mengacu pada UU 23 tahun 2014 dan Peraturan Presiden RI No. 8 tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana; Peraturan Kepala BNPB No.3 tahun 2008 tentang Pedoman Pembentukan BPBD; Perda Kab. Bojonegoro No: 7 Tahun 2012 tentang Penanggulangan Bencana; Perbup No. 32 Tahun 2009 Tentang Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bojonegoro.
Perubahan paradigma dalam manajemen penanggulangan bencana melalui manajemen pentahelix sebagai kebijakan penanggulangan bencana di Kabupaten Bojonegoro sudah terealisasi meskipun belum optimal. Model kolaborasi yang merefleksikan manajemen pentahelik belum terjalin optimal, peran masing-masing unsur terutama dari organisasi non pemerintah belum berperan dan terjalin kuat, dan masih pada taraf formalitas dan insidentil.
Faktor yang menjadi kekurangan dalam implementasi manajemen pentahelix adalah unsur pemerintah sebagai regulator dan koordinator belum menjalin sistem koordinasi simbiosis dan formal karena belum ada prosedur standart yang mengatur tentangn kolaborasi, sarana prasaranan hingga pendanaan yang masih sangat terbatas, penghubung antara masyarakat kepada pemangku kepentingan masih menjalankan fungsinya manakala terjadi bencana, unsur akademisi sebagai konseptor juga masih terbatas perannya; dan serta unsur media sebagai aktor pendukung publikasi juga belum begitu optimal.
Untag Surabaya || FISIP Untag Surabaya || SIM Akademik Untag Surabaya|| Elearning Untag Surabaya